NAVIGATION SYSTEM

         NAVIGATION SYSTEM

Dalam suatu penerbangan, kemampuan untuk melakukan tinggal landas (take off) selama in flight sampai melakukan pendaratan (landing) dalam keadaan atau kondisi bagaimanapun adalah suatu hal yang sangat penting untuk keselamatan penerbangan, oleh karena itu dibutuhkan suatu peralatan yang dapat mengontroljalannya penerbangan dengan tepat.

                                      Sistem navigasi berfungsi memudahkan para crew penerbangan dalam menentukan lokasi pesawat , arah terbang, posisi, ketinggian pesawat, serta menuntun pesawat pada jalur penerbangan yang benar. System navigasi pada umumnya berupa indicator yang dipasang pada panel instrument.

                                      Peralatan navigasi sangat berguna sekali apabila cuaca dalam keadaan buruk, dan juga bila pesawat dalam keadaan darurat. Dengan peralatan tersebut memungkinkan pesawat bisa terhindar dari kecelakaan.

                                      Peralatan navigasi penerbangan bertugas memberi segala informasi yang diperlukan ketika pesawat sedang terbang guna mengarahkan pesawat menuju  tempat tujuan yang telah ditentukan, dengan memperhatikan factor posisi, arah, kecepatan, dan waktu agar dapat sampai dengan selamat ditempat tujuan.
  Sistem navigasi terdiri dari :

A.     Automatic Direction Finder (ADF)

      Automatic direction finder (ADF) adalah suatu alat navigasi yang berfungsi sebagai petunjuk arah kota yang akan di tuju. Menunjukkan arah relatif pesawat terhadap titik tujuan di darat. Alat ini bekerja pada frekuensi tinggi (high frequency) dan bekerja berdasarkan perambatan gelombang bumi (ground wave).

B.     Very High Omny Range (VOR)

      Very high omny range (VOR) adalah alat navigasi yang erat kaitannya dengan sistem automatic direction finder (ADF), dimana alat ini menetukan arah dan posisi pesawat yang lebih teliti, sedangkan sistem ADF masih pada daerah yang luas (global). Sebagai gambaran, untuk menentukan arah kota myang dituju digunakan sistem ADF. Setelah sampai di kota digunakan sistem VOR. Tujuan digunaka sistem VOR adalah untuk menentukan pelabuhan udara mana yang akan di tuju, karena mungkin saja di kota tersebut dapat lebih dari satu pelabuhan udara.

C.     Instrument Landing System (ILS)

     Instrument landing system (ILS) merupakan suatu sistem navigasi, yang dikembangkan karena adanya kebutuhan, dimana seorang Pilot masih bisa mendaratkan pesawatnya meskipun keadan cuaca didapan pesawat sangat jelek karena asap, kabut, dan sebagainya. Sistem ini digunakan untuk membantu Pilot dalam melakukan pendaratan.


D.     Distance Measuring Equipment (DME)

     Alat ini dipasang pada pesawat yang berfungsi untuk mengukur jarak pesawat dalam keadaan terbang terhadap stasiun bumi yang dikehendaki, jadi sistem ini terdiri dari suatu distance measuring equipment (DME) beacon yang ada di darat dan distance measuring equipment (DME) interrogator yang dipasang pada peasawat.

E.     Air Traffic Control System (ATC)

     Air traffic control system (ATC) merupakan sistem yang dapat mendeteksi adanya pesawat disuatu wilayah udara serta dapat pula mengetahui ketinggian pesawat terbang di wilayah tersebut. Alat ini terdiri dari sebuah pemancar yang dipasang di darat (ground beacon interrogator) dan sebuah air traffic control system (ATC) transponder yang dipasang pada pesawat. Transponder yang ada pada pesawat bekerja secara otomatis memancarkan sinyal jawaban setelah menerima sinyal interrogasi, sinyal jawaban yang diberikan oleh transponder berupa sederetan sinyal pulsa, sinyal oleh interogator di darat diproses dan hasilnya di tampilkan pada suatu layar.


4.5.1              Weather Radar System

        Sistem radar cuaca dirancang untuk menampilkan/memberikan ke kru penerbangan sebuah tampilan bentuk peta topografi dari syarat kelembaban bentuk cuaca atau menampilkan major terrain seperti sungai, garis pantai, puncak gunung besar, dan kota untuk peta posisi (MAP).  Tampilan cuaca memungkinkan Pilot untuk menghindari, jika memungkinkan, menembus badai dan turbulensi yang dihubungkan. Dasar sistem radar cuaca terdir dari sebuah unit penerima/pemancar (Rx/Tx), antenna, dan sebuah unit kontrol indikator. Kontrol tersebut membolehkan kru penerbang untuk memilih mode yang bermacam-macam dari operasi sistem radar cuacca, tergantung pada tipe dari video data yang diinginkan. Fungsi indikator adalah untuk memberikas suatu tampilan penglihatan/gambar dari kemungkinan cuaca terjadi turbulensi atau sebuah tampilan permukaan diatas dari pesawat terbang, pada bermacam-macam jarak, yang sama bagusnya pada kedua sisi.

                                      Penerima/pemancar (Rx/Tx) menghasilkan dan memancarkan impulsi pulsa tinggi, yang mana dipancarkan oleh antena. Sebagian kecil dari tenaga (RF) yang dipancarkan akan dipantulkan kembali ke pesawat terbang oleh awan yang sarat akan kelembaban atau oleh tampilan permukaan benda yang kasar. Sinyal tenaga frekuensi radio (RF) yang dipancarkan kembali itu, diterimah oleh antena yang sama pada saat dipancarkan, diproses oleh unit penerima/pemancar (Rx/Tx) dan ditampilan pada indicator. Pemindahan dari tenaga frekuensi radio (RF) antara unit penerima/pemancar (Rx/Tx) dan menaruhnya pada antena melalui waveguide switch. Stabilisasi dari antena dalam keadaan pitch dan roll disediakan oleh attitude reference system.

4.5.1.1     Komponen sistem radar cuaca 

                     Secara garis besar sistem radar cuaca terdiri dari komponen-komponen dibawah ini :

a.       Antenna
Dipasang pada pembatas (bulkhead) paling depan, jalan masuknya dengan membuka rose radome.
b.      Receiver/Transmitter
Diletakkan dibelakang pembatas (bulkhead) depan ,unit ini di pasang melintang dan jalan masuknya  melalui pintu akses dibawah,didepan dari nose wheel well . Sebuah kombinasi yang kuat dan fleksibel bagian dari waveguide menyediakan ketersambugan RF (Radio Frekuensi) antara unit ini dan antena melalui sakelar waveguide.

c.       Waveguide Switch
Diletakkan berdampingan dengan unit receiver/transmitter.

d.      Indicator and Control Unit
Diletakkan pada panel elektronik depan (P-9)

e.       Weather Radar Circuit Breaker
Dua circuit breaker yang menyuplai daya kesistem diletakkan pada pusat control beban P-6.





4.5.1.2        Pemasangan antena, pemancar/penerima, penuntun gelombang radar cuaca

                     Unit receiver/transmitter system radar cuaca dan antenanya di hubungkan oleh bagian waveguide yang fleksibel dan kuat . Tenaga RF (Radio Frekuensi) diarahkan lagsung ke antenna melalui waveguide. Tenaga RF (Radio Frekuensi)  memantul juga kembali ,diarahkan langsung ke unit Receiver/Transmitter.waveguide di hubungkan ke antenna dengan suatu alat memutus dengan cepat ,jadi antenna dengan mudah dilepaskan dan dipasang kembali ketika dibutuhkan/diperlukan.
System waveguide dikeluarkan kebagian belakang dari pembatas (bulkhead) depan,jadi udara kabin yang diberi tekanan hangat dapat digunakan untuk menjaga waveguide bebas dari kelembaban.

4.5.2              Marker beacon

                  Tujuan dari system ini adalah untuk menunjukkan kepada flight crew bahwa  pesawat terbang berada diatas/ melewati jalur suatu lokasi geografis khusus (seperti suatu titik sepanjang rute udara) atau titik sepanjang instrument landing path. Atau bisa juga dikatakan bahwa system ini memberikan tanda peringatan kepada crew penerbangan bahwa pesawat sudah dekat dengan runway dan memberikan bantuan dalam pendaratan pesawat. System ini menyediakan tanda peringatan kedua-duanya yaitu petunjuk suara dan penglihatan diatas tentang pemancar marker beacon yang frekuensinya 75 MHz. identifikasi penglihatan disediakan oleh satu dari tiga lampu indicator, dan identifikasi pendengaran disediakan oleh satu dari tiga nada / suara terdengar ke interphone system

4.5.2.1        Komponen Marker Beacon System

             Pada  pesawat terbang ada satu marker beacon system yang dipasang, yang terdiri dari komponen dibawah ini:


a.      Receiver
Ditempatkan pada rak E2 – 4 dalam komponen listrik dan elektronik.

b.      Driver Module
Ditempatkan pada rak E2 – 4 dalam kompartement listrik dan elektronik, berdekatan dengan penerima (receiver).

c.       Two Light Assemblies
Serangkaian lampu ini ditempatkan pada panel instrument pilot (panel depan), masing-msing pada panel P – 1 dan P – 3.

d.      Antenna
Ditempatkan pada bagian bawah dari pesawat terbang, pada stasiun 620.

e.       High/low sensitivity switch
Ditempatkan pada panel kapten (P – 1).

A.     Marker Beacon Receiver

                              Pada bagian panel depan dari beberapa receiver dengan part number spesifik dan pasti, terdapat sebuah sakelar tes sesuai pilihan (optimal). Ketika sakelar ini ditekan, suatu urutan tes dimulai yang mana hasilnya dalam bentuk sinyal lampu nada/suara. Fungsi dari penerima penanda isyarat ini yaitu menerima sinyal yang dipancarkan dari stasiun bumi, memproses sinyal yang diterima dan menyediakan suatu sinyal penglihatan dalam bentuk sebuah lampu dan suatu sinyal  pendengaran (nada) untuk menunjukkan saluran / sinyal diatas stasiun bumi.
Frekuensi penerima adalah 75 MHz  saluran tinggal dan nada tetap.



B.     Lampu petunjuk marker beacon
                    
                                Rangkaian lampu petunjuk marker beacon terdiri dari 3 sirkuit lampu dan suatu sirkuit sakelar. Setiap sirkuit lampu dalam keadaan armed  dari sumber daya dan bercahaya dari suatu sumber pencari didarat. Lampu itu terdiri atas : airways (putih) , outher(biru), middle (amber). Rangkaian lampu harus ditekan untuk mengetes fungsinya oleh lampu yang mana akan diuji. Tes di darat digunakan untuk lampu melalui sirkuit sakelar. setiap rangkaian lampu terdiri dari 2 lampu, yang mana lampu tersebut dapat diganti.
Contoh penunjukan lampu :



1.      Lampu warna biru
Lampu ini menyala ketika sinyal frekuensi yang diterima dari stasiun bumi yaitu 400 Hz dan jaraknya terhadap landasan kira-kira 4 mil, ini dinamakan outher marker.
2.      Lampu warna amber
Lampu ini menyala ketika sinyal frekuensi yang diterima dari stasiun bumi (marker beacon) yaitu 1300 Hz dan jaraknya terhadap landasan kira-kira 0,5 mil, ini dinamakan middle marker.
3.      Lampu warna putih
Lampu ini menyala ketika sinyal frekuensi yang diterima dari stasiun bumi (marker beacon) yaitu 3000 Hz dan jaraknya terhadap landasan kira-kira 0,1 mil, ini dinamakan inner marker.

AIRWAYS

W
OUTHER

B
MIDDLE

A

C.     Pemasangan antenna marker beacon

           Antenna ini berfungsi sebagai sarana untuk menerima tenaga/ daya RF dari marker yang ada di stasiun bumi. Antenna ini adalah antenna tipe blade dan resonansinya untuk sinyal 75 MHz. antenna tersebut dipasang pada stasiun 620 tepatnya pada bagian bawah dari aircraft, dan ditahan ditempat semestinya oleh 6 buah sekrup.

Bagian-bagian antena :
-          Blade antena
-          Mounting screw ( six place)
-          Antenna connector
-          Coaxial cable to receiver.

D.     Sakelar high/low sensitivity
                    
                            Sakelar ini terletak pada panel kapten (P – 1) yang berfungsi untuk mengontrol (menaikkan dan menurunkan) volume radio penerima.

E.      Driver module
                    
                           Alat ini berfungsi untuk memproses sinyal keluaran dari penerima dan mengirimnya ke sirkuit lampu.


4.5.2.2        Diagram blok marker beacon system

                           Marker beacon system menerima daya/ tegangan sebesar 28 V DC dari panel circuit breaker (P – 18), dan system ini bekerja kapanpun daya/ tenaga tersedia. Selama saluran diatas suatu stasiun bumi, model atau lokasi dari stasiun di identifikasi oleh modulasi jarak dan kunci dari sinyal yang dipancarkan. Penerima memproses sinyal yang diterima dan membedakan jarak untuk menyinari lampu yang tepat melalui modul dan menyediakan identifikasi suara untuk audio selector panel. Sakelar menaikkan/ menurunkan volume radio marker mengontrol volume radio penerima.
4.5.2.3        Operasi Marker Beacon System

              Semua stasiun marker beacon memancarkan sebuah sinyal radio frekuensi (rl) 75 MHz yang dimodulasikan dengan sinyal suara masing-masing 400 Hz, 1300 Hz, 3000 Hz. Suara ini dikunci (titik dan atau garis) untuk menyediakan identifikasi.
                       Marker secara umum digunakan pada akhir mendekati runway.

a.      Outher marker diletakkan kira-kira 4 mildari ujung runway, ketika pesawat berada diatas saluran marker ini lampu warna biru yang ada pada panel instrument depan akan menyala dan sebuah nada 400 Hz di kunci terus menerus yang di dengar pada interphone.

b.      Middle marker diletakkan kira-kira 0,5 mil dari ujung runway, pada saat pesawat berada di atas saluran ini lampu amber yang ada pada panel akan menyala dan nada 1300 Hz dikunci, titik-titik bergantian dengan gerakan cepat.
 
c.       Inner marker diletakkan kira-kira 0,1 mil dari ujung runway, pada saat pesawat berada di atas saluran ini lampu warna putih yang ada pada panel akan menyala dan nada 3000 Hz di kunci sebagai titik-titik terus menerus.




Komentar

  1. Permisi kak. Izin bertanya, untuk mendapatkan izin lepas landas apakah boleh jika pilot sendiri? Atau pilot benar-benar harus ditemani co-pilot?

    Lalu, saya pernah dengar dahulu navigator harus ada sebagai anggota awak pesawat, apakah sekarang sistem navigasi di pesawat sudah sepenuhnya digantikan oleh teknologi, jadi navigator tidak diperlukan lagi sebagai awak pesawat?

    Terima kasih.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sistem Komunikasi Pada Pesawat Udara

Sistem Dalam Pesawat Terbang

SISTEM KELISTRIKAN PESAWAT TERBANG